Short
Keanehan Keluarga Pacarku

Keanehan Keluarga Pacarku

Oleh:  Cinta MurniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
14Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sewaktu mengikuti pacarku pulang ke kampung halamannya, tanpa sengaja aku menemukan adik pacarku dengan tubuh penuh memar. Seorang nenek di desa tersebut menyuruhku untuk segera kabur dan membuatku merinding …. Saat akal sehatku belum kembali, aku melihat sahabatku yang sudah hilang bertahun-tahun berada di rumah paman pacarku. Kemudian, tatapan pacarku kepadaku juga menjadi makin aneh ….

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Pada tanggal 15 Desember.

Kami naik pesawat, kemudian berganti naik kereta, dilanjutkan dengan naik bus, lalu naik becak.

Terakhir, kami berjalan kaki hampir sepuluh kilometer.

Akhirnya, aku dan Jerry berdiri di depan rumah Jerry.

Aku memegangi lututku dan napasku tersengal-sengal saat mengamati rumah Jerry.

Rumah Jerry tidak kumuh seperti yang kubayangkan. Rumah Jerry hanyalah rumah bergaya kuno dengan dikelilingi paviliun di keempat sisinya, yaitu di sisi selatan, timur, barat, utara, dan ada halaman di tengahnya. Rumah ini khas rumah-rumah di daerah utara dan terlihat agak tua.

Memikirkan rumah-rumah yang jarang-jarang di desa yang barusan kulewati, rumah Jerry ini termasuk cukup bagus.

"Ayo, kita masuk." Jerry meraih tanganku dan memasuki rumah. Sambil berjalan, dia berteriak, "Bu, aku pulang. Lihat, siapa yang kubawa ke sini."

Begitu kata-kata Jerry tersebut terucap, seseorang bergegas keluar dari dalam rumah dan berlari ke arah kami dengan tergesa-gesa. "Aduh, Jerry sudah pulang. Akhirnya pulang juga. Ibu sudah lama menunggu."

Orang yang keluar itu adalah seorang wanita paruh baya. Fitur wajahnya sedikit mirip dengan Jerry. Wajahnya tampak menghitam karena terbakar matahari akibat bekerja keras selama bertahun-tahun.

Sepertinya wanita ini adalah ibunya Jerry.

Aku menelan ludah dengan gugup dan tersenyum. "Halo Bibi, aku Wanda Zainal. Aku pacarnya Jerry."

Mata Bu Astri tertuju padaku.

Untuk sesaat, perasaan dingin muncul di hatiku.

Namun, segera saja, Bu Astri tersenyum kepadaku. "Ini Wanda? Jerry sering sekali menceritakan tentang dirimu pada Bibi. Eh, senang sekali kamu datang ke sini. Ayo, cepat masuk."

Sambil berkata seperti itu, Bu Astri dengan antusias membantuku membawa barang-barang.

Aku menghela napas lega. Aku merasa perasaan yang barusan kurasakan pasti hanyalah ilusi karena aku terlalu lelah.

Memasuki rumah Keluarga Sabian ….

Di bawah atap rumah, duduk seorang gadis remaja. Dia tengah menyulam sol sepatu. Gadis itu bahkan tidak mengangkat kepalanya ketika melihat kami masuk.

Aku menatap Jerry dengan canggung. Aku tidak tahu apakah harus menyapa gadis itu atau tidak.

Akan tetapi, Jerry tidak memperhatikanku. Dia juga tidak melihat ke arah gadis itu. Jerry hanya sibuk bercakap-cakap dengan ibunya.

Diam-diam, aku menghela napas dan mengikuti mereka memasuki rumah.

Sebelum aku benar-benar memasuki rumah, aku kembali melirik ke arah gadis itu dan secara kebetulan mata kami saling bersirobok.

Aku langsung bergidik.

Mata macam apa itu? Dingin, tidak peduli, dan acuh tak acuh. Sama sekali tidak seperti manusia.

"Wanda, cepat masuk dan minum air. Kamu pasti haus di sepanjang perjalanan, 'kan?" Sebelum aku sempat memikirkannya, teriakan Jerry terdengar dari dalam rumah.

Aku pun buru-buru melangkah dengan cepat ke dalam rumah.

Aku tertegun saat melihat sekilas perabotan yang dipajang di dalam rumah. Semuanya terbuat dari kayu solid. Menurut sepengetahuanku, perabotan semacam ini, merupakan perabotan yang bernilai tinggi di pasaran.

Keluarga Jerry, bukanlah keluarga yang berkecukupan. Aku sudah mengetahui hal ini sejak lama.

Jerry sering menceritakan kepadaku mengenai kesulitan ibunya dalam membesarkan dirinya, termasuk kemiskinan serta keterbelakangan di desanya.

Namun, sekarang, melihat perabotan di rumahnya, sama sekali tidak mencerminkan jika mereka adalah orang miskin.

Aku tersenyum tipis. Dia sengaja berpura-pura susah untuk menarik simpatiku, 'kan? Benar-benar bodoh.

Setelah duduk sebentar, Bu Astri berdiri dan pergi memasak.

Aku tidak tahu harus berbuat apa dan ikut berdiri.

Jerry tersenyum dan menepuk tanganku. "Istirahat saja. Kamu pasti capek karena perjalanan ini. Aku akan membantu ibu memasak. Sebentar lagi juga selesai."

Jerry begitu perhatian, membuatku merasa tenang.

Aku pun tersenyum dan menganggukkan kepala.

Aku duduk diam di dalam rumah selama beberapa saat dan merasa tidak nyaman.

Setelah berpikir, aku pun keluar rumah dan berjalan menghampiri gadis itu. Aku berjongkok dan berkata sambil tersenyum, "Halo."

Gadis itu melirikku sekilas dan tidak menjawab. Dia terus saja menyulam sol sepatunya.

Aku merasa agak malu.

Aku kembali mengangkat mataku dan memperhatikannya dengan saksama.

Gadis ini terlihat begitu kurus dan lemah. Wajahnya halus dan cantik. Pakaiannya tidak pas dan banyak tambalan.

Memikirkan penampilan Jerry yang rapi serta perabotan kayu solid yang berharga di rumah mereka, aku merasakan ada kejanggalan yang tidak bisa diungkapkan di dalam hatiku.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
14 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status
OSZAR »