"Kamu tau Riyanti kan?" Tidak bisa dipungkiri, mendengar nama itu lagi setelah 3 tahun menikah membuat tubuh perempuan yang tengah memakaikan baju pada putrinya sempat terhenti. Riyanti. Perempuan pemilik hati suaminya sejak dulu dan mungkin sampai sekarang. Entah karena apa hubungan mereka kandas sehingga orang tua Agam memohon padanya untuk menyelamatkan harga diri keluarga karena ditinggal oleh calon mantu mereka. Masih jelas sekali sewaktu Agam merapalkan nama Riyanti sebanyak 3 kali di depan semua orang yang menyaksikan pernikahan yang seharusnya tidak terjadi itu. "Memangnya kenapa, Bang?" tanya perempuan itu pada suaminya. Diam-diam dia mengepalkan tangannya berharap dugaan buruk dibenaknya tidak akan terjadi. "Dia telah kembali." Jawaban singkat namun menohok hati. Anjali menghembuskan napas pasrah seolah tau apa yang akan terjadi selanjutnya. "Mari kita bercerai, Anjali."
Lihat lebih banyakSekarang Anjali bisa bernapas lega. Setelah selesai memandikan Anya, sekarang tinggal memakaikan baju pada anak itu.
Terkadang Anya tidak rewel dan penurut. Setelah Anjali tegur untuk berhenti bermain dan segera berpakaian, anak berusia 3 taun itu segera menyimpan mainan bebeknya dan berlari menuju kamarnya.Sementara Anjali hanya mengikutinya dari belakang sesekali berteriak menyuruh putrinya untuk berhati-hati. Namun walaupun Anjali berteriak, suara lembut milik perempuan itu tidak terdengar seperti teriakan sehingga tidak membuat Anya takut. Dia malah sengaja berlari kecil menghindari jangkauan mamanya."Anya, ayo sini pake baju dulu nanti kamu bisa masuk angin, sayang.""Kalo Anya gak mau. Mama gak bakal marah kan sama Anya?" tanya Anya. Pipinya menggembung membuat Anjali gemas."Mamah gak akan marah asal Anya nurut sama mama, oke?""No, no, no, mamaa. Anya gak mau pake baju oke? Anya gerah kalo pake baju. Pokoknya Anya gak mau pake baju titik!"Suara Anya terdengar tegas menandakan kemauannya harus dituruti dan pantang dibantah."Ayolah, Anya kan anak pinter. Nanti kita ajak papa jalan-jalan deh. Gimana?" Perlahan Anjali berjalan mendekati putrinya. Bibirnya tersenyum kecil begitu Anya terlihat setuju dengan penawarannya, "Gimana? Anya setuju kan?" Anjali mengusap kepala putrinya lembut."Eum boleh deh, tapi kita mau jalan-jalan kemana ma?" Anya bertanya dengan muka serius."Gimana kalau ke pasar malam?" Anjali tersenyum puas begitu tubuh putrinya sudah terbungkus kaos lengan panjang."Sabi ... sabi ... Anya suka kok pasar malam nanti kita naik bianglala di sana. Oke, Ma!" Seruan Anya sangat semangat membuat Anjali tertawa karena gemas."Iya, nanti kita makan jagung bakar juga ya,"Anjali mengusap pucuk kepala putrinya."Eum! Anya suka jagung bakar sama kaya Mama. Hihihi,"Tanpa sadar Anjali tersenyum melihat keantusiasan putrinya. Dalam hati dia berharap Agam, suaminya bisa diajak kerja sama. Semoga saja suaminya itu tidak sibuk dan bisa meluangkan waktu untuk putri mereka. Tidak akan tega kalau Anya murung karena rangkaian rencana sederhana nya tidak terealisasikan."Nanti kita ajak papa bareng-bareng ya," kata Anjali diangguki semangat oleh putrinya.Melihat jam menunjukkan angka 5 membuat Anjali gesit mengurus putrinya. Tinggal menyisir rambut gadis kecil itu dan memberi sedikit bedak bayi pada mukanya biar keliatan sudah mandi dan fresh.Kali ini Anjali benar-benar sudah merasa lega. Anya sudah keliatan sangat cantik sekarang tugasnya adalah menyiapkan makan malam sebentar lagi Agam akan pulang dari kantor."Sekarang Mama masak dulu buat kita makan ya. Kamu main sama Molly di kamar ya." Anjali menyerahkan boneka kucing berukuran sedang pada anak nya.Agam tidak banyak mau. Dia akan memakan apapun yang Anjali siapkan. Sekarang perempuan itu tengah mengambil iga dari dalam freezer. Rencana dia akan membuat sop iga kesukaan Agam.Tidak lama terdengar suara mobil milik Agam memasuki pekarangan rumah. Anjali yang sedang nanggung tidak sempat membukakan pintu."Bang, maaf aku gak sempat bukakan pintu ya." Anjali menghampiri suaminya dan membawakan tas kerjanya.Agam hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.Anjali tersenyum kecil melihat punggung suaminya menjauh menuju kamar untuk membersihkan diri. Tidak lama dia bergerak menuju ruang kerja suaminya untuk menyimpan tas kerja."Kamu tau Ryanti kan?"Tidak bisa dipungkiri, mendengar nama itu lagi setelah 3 tahun menikah membuat tubuh perempuan yang tengah menata piring di meja makan sempat terhenti.Ryanti.Perempuan pemilik hati suaminya sejak dulu dan mungkin sampai sekarang. Entah karena apa hubungan mereka kandas sehingga orang tua Agam memohon padanya untuk menyelamatkan harga diri keluarga karena ditinggal pergi oleh calon mantu mereka.Masih jelas sekali sewaktu ijab qobul, Agam merapalkan nama Ryanti sebanyak 3 kali di depan semua orang yang menyaksikan pernikahan yang seharusnya tidak terjadi itu."Memangnya kenapa, Bang?" tanya perempuan itu pada suaminya. Diam-diam dia mengepalkan tangannya berharap dugaan buruk dibenaknya tidak akan terjadi."Dia telah kembali."Jawaban singkat namun menohok hati. Dugaan-dugaan buruk sudah berseliweran di kepalanya. Tidak ada yang mampu Anjali lakukan selain menghembuskan napas pasrah menunggu kelanjutan ucapan suaminya."Mari kita bercerai, Anjali."Anjali menatap wajah suaminya sejenak sembari tersenyum kecil. Seharusnya dia tidak berharap banyak pada pernikahan tidak sengaja itu. Seharusnya dia tidak jatuh terlalu dalam. Seharusnya dia sudah membangun mental yang kokoh untuk menyambut waktu yang akan terjadi seperti sekarang."Baiklah kalau itu maumu, Bang."Bahkan untuk pertama kali setelah ijab qobul Agam menyebut namanya hanya untuk meminta cerai. Bohong kalau hati Anjali tidak teriris."Sekarang kita makan malam dulu biar nanti kita lanjutkan," Anjali segera berbalik dan berjalan mengambil sop yang masih berada di atas kompor. Tanpa Agam ketahui Anjali sempat menghapus bulir air mata di sudut matanya."Papaa, tadi mama ngajak kita ke pasar malam loh paa. Gimana papa mau kan?" Suara ceria milik Anya terdengar. Dia nampak antusias menatap Agam yang hanya diam saja.Seolah tidak menyadari kehadiran Anjali di ujung pintu, Agam menjawab dengan tenang."Baiklah. Asal hanya kita berdua ya?"Kening Anya berkerut, terlihat tidak setuju, "Kenapa, Pa? Kan kasian mama kalo gak ikut nanti mama sendirian di rumah.""Mama kamu harus istirahat kasian dia kecapekan, sayang." Agam mengelus pucuk kepala Anya."Tapi kalo berdua gak seru papaaa," rengek Anya."Gitu ya? Gimana kalau sekalian ajak temen papa. Anya pasti akan suka. Dia baik kok,""Siapa?""Namanya tante Ryanti. Tante Ryanti pasti senang kalo main bareng Anya. Gimana?" Agam tersenyum lebar menunggu jawaban putrinya."Terus mama gimana?" Anya cemberut menatap papanya seolah tidak rela kalau meninggalkan mamanya sendirian."Gapapa, biar mama kamu istirahat kan di rumah."Sebelum perkataan menyakitkan keluar dari mulut suaminya, Anjali segera mendekat ke arah meja makan. Menampilkan muka ceria seolah tidak mendengar apa-apa."Serius banget, lagi ngobrol apaan emang?"Anjali menatap kedua orang di depannya satu persatu. Anya menatapnya sendu sedangkan Agam biasa saja, pria itu terlihat sibuk dengan ponsel di genggamannya."Mama kecapekan gak hari ini?" tanya Anya tiba-tiba.Sebelum menjawab pertanyaan putrinya, Anjali sempat melirik Agam dan ternyata pria itu pun melakukan hal sama padanya."Nggak kok, kenapa emang?""Beneran? Tapi kata papa tadi mama harus istirahat di rumah biar Anya, papa sama tante Ryanti yang main ke pasar malam. Tapi mama gak akan sakit kan kalau kita yang pergi? Soalnya Anya pengen kita bertiga yang ke pasar malam."Hati Anjali mencelos mendengar penuturan langsung dari putrinya. Anjali menatap suaminya dengan tatapan sulit diartikan. Sementara Agam dengan tatapan datarnya seolah menyuruh Anjali untuk menolak ajakan Anya.Anya mencoba tersenyum sembari mencubit pipi putrinya, tidak peduli tatapan datar suaminya berubah menjadi tatapan tajam, "Iya, kita bisa main bertiga ya, mama sehat kok."Sekian.#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHaii wargaaaGimana kabar kalian sekarang?Semoga bae bae terus ya biar bsa baca cerita aku yang lainnya, wkwkwk.Sorry banget semalem chapter ini ke up gaess 😭 Terimakasih klian sudah nunggu sampe akhir. ❤️HOWAAA GAK KERASA BESOK SUDAH BERGANTI TAHUN LAGIISELAMAT TAUN BARU GAEESSSSEMOGA TAHUN SELANJUTNYA AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA.SEMOGA SEMUA HARAPAN DAN CITA-CITA KALIAN SATU PER SATU TERKABUL YA!!BAHAGIA SELALU UNTUK KALIAN ❤️Chapter 35 aku up di jam-jam terakhir 2023. Gimana perasaan kalian nemenin aku sampe chapter 35? TIGAPULUH LIMA : ENDOkey enjoy reading!!***"Itulah masa laluku, Mas,"Perempuan yang tengah mengusap perut besarnya tersenyum sembari menerawang kenangan masa lalu yang enggan hilang itu. Sudah 10 tahun berlalu baru kali ini dia menceritakan kisah pilu itu kepada orang lain."Jadi itu sebabnya kamu mau ngasih nama anak kita Agamza Viran Alathas, hm?" Perempuan itu mengangguk semangat. Kemudian menoleh sembari melempar
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG Aku mau mengucapkan maaf sebesar-besarnya kalau ada ketikan aku yang kurang sreug dan menyinggung perasaan kalian. Aku tidak bermaksud begitu. Iya aku penulis kecil yang tidak tau etika. Mohon maaf sama kalian. Kalau ada kesalahan jangan sungkan untuk tegur aku. Tetapi teguran yang beretika juga. Oh iya, sebentar lagi ini end, mau ada cerita baru lagi gak buat ngegantiin MR? Sebenarnya udah ada di draft tinggal publish nih. Gimana, spill sinopsisnya? Jamin gak kalah seru dari MR 🌝😘Okey lah enjoy reading wargaa 😘 jangan lupa vote dulu ya.TIGAPULUH EMPAT : KECELAKAAN MAUT.***"Ben, tolong bantu saya untuk mencari Anya. Kamu cukup kasih tau saya ke keberadaan putri saya sisanya biar saya yang urus,""Baik, Pak," Agam mengakhiri panggilannya. Kini dia tengah berkemas untuk pulang ke rumah di bantu Anjali dan mamanya. Agam sudah boleh pulang sekarang, walaupun tidak memungkinkan untuk berkeliaran dan melakukan hal berat. Itu sebabnya dia meminta bantuan
TIGAPULUH TIGA : SEBATAS TANGGUNGJAWAB.***"Ma, Bang Agam koma," Di sebrang telepon terdengar suara teriakan tertahan dari mama Agam. Anjali yakin pasti mama mertuanya itu shock berat mengetahui keadaan putranya. Semalam Anjali tidak langsung mengabari mama Agam. Anjali lebih memilih menjaga Agam semalaman ketimbang harus merepotkan mama Agam. Di benaknya, Anjali menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan Agam sekarang.Kalau saja Agam tidak mencarinya pasti keadaan pria itu stabil tidak akan collapse seperti sekarang. Anjali menghembuskan napas pelan. Dokter bilang jahitan di kepala Agam yang belum mengering itu terbuka. Sepertinya kepalanya juga mengalami benturan yang mengakibatkan cedera berat pada kepala.Anjali tidak tahu kalau keadaan Agam bisa seburuk ini. Anjali juga tidak tahu, apa Agam sempat terjatuh sehingga kepalanya terbentur? Atau ada seseorang yang sengaja ingin melukai Agam saat mencarinya?Anjali mengusap wajahnya kasar. Ketika dia menoleh matanya menangkap dari kej
TIGAPULUH DUA : HARAPAN AGAM***"Reksa ... apa yang kamu lalukan?" Genangan darah yang semakin meluas tidak mampu menggerakkan kaki Anjali untuk mendekat dan menutup sumber darah tersebut. Kedua kaki perempuan itu seolah dilem rapat dengan lantai. Seharusnya Anjali segera bergerak sebelum tubuh Agam mati karena kekeringan. Entah karena pengaruh alkohol atau memang Reksa sudah tidak waras. Pria itu malah tertawa terbahak lalu lesehan di lantai. Matanya menatap Anjali, "Aku gak berniat membunuhnya aku tidak sengaja." Anjali menggelengkan kepalanya. Kalau dia tidak bergerak Agam sungguhan akan meninggal. Sekarang Reksa sudah tidak bisa diandalkan. Anjali mengumpulkan keberaniannya dan mengenyahkan semua pikiran buruk. Perlahan kakinya bergerak sedikit demi sedikit ke arah tubuh Agam yang sudah tidak sadarkan diri. "Bang Agam..." Anjali berhasil duduk di depan wajah Agam. Tangannya bergetar hebat mengangkat kepala Agam ke pangkuannya. Ketakutan Anjali memuncak ketika darah mengucur
TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAI GAIS SELAMAT MALAMSEPERTINYA KITA BUTUH VISUAL AGAM SAMA REKSA YA? ADA YANG MAU NYUMBANG AKTOR GANTENG BUAT MEREKA? SEBELUM KE INTI AKU MAU TAU DONG KESAN DAN PESAN KALIAN TENTANG CERITA INI. BOLEH YA ❤️KOLOMNYA ADA DISINI ✍️OKEDEH CHECK IT OUT!!***Masih sangat pagi ketika Agam membuka matanya. Pria itu menahan rasa pegal di kakinya yang menekuk sejak malam. Wajah teduh Anjali ketika tertidur menjadi fokus Agam saat ini. Wajah perempuan yang entah sejak kapan menempati pikirannya. Agam paham, dia bodoh untuk menyadari rasa cinta untuk perempuan yang ada di dekapannya. Sewaktu kehadiran Ryanti hatinya menjadi gamang. Dia tidak mampu berpikir jernih untuk memutuskan masa depannya dengan bijak. Berkali-kali dia menyakiti Anjali dengan sikapnya. Bahkan Agam tidak pernah menganggap Anjali ada. Setiap kali Anjali berbuat baik dan menaruh perhatian padanya, Agam akan merasa jijik dan tak segan mengeluarkan kata tajam dan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen