SAAT PESANAN ONLINE UNTUK SELINGKUHAN MALAH TERKIRIM KE KANTOR ISTRI SAH, SEBUAH DRAMA DAN LEDAKAN LANGSUNG TERJADI DAN MENGHANCURKAN KEHIDUPAN SEMUA ORANG. CERITA DRAMA KOMEDI YANG DIKEMAS MENARIK DAN MENGHIBUR.
View MoreJangan lupa subscribe dan vote bintang lima ya, Bunda
❤️❤️❤️❤️ Ya, mendapat itu aku langsung meluncur untuk mengantar ke pemilik aslinya, dan lihat apa yang terjadi. *** "Ini paket buat kamu 'kan? tanyaku dengan dada memburu, berapi dan bergejolak ingin mencincang seseorang. Aku bertanya pada wanita yang terlihat pucat di balik pintu rumahnya. Dia cantik dengan rambut lurus sepinggang diwarnai blonde dan bibir merah Semerah cabai rawit. "Katakan jujur, Kenapa suamiku memesankan seorang wanita asing sebuah pakaian seksi? Kamu siapanya?" tanyaku sambil melempar kotak berbungkus coklat itu ke wajah si gundik murahan ini. "A-anu aku ... hanya ....' "Jangan bilang kalo kamu hanya pelanggan! kebetulan suamiku bukan ojek online atau pedagang daring, dia adalah seorang pekerja kantor." Aku berteriak murka sedang asisten sekaligus supir pribadiku berusaha mencegah diri ini berbuat lebih jauh. " Mbak salah orang, kali," ujarnya gemetar. "Dasar! Minggir kamu!" Kudorong keras wanita itu hingga terjatuh, aku merangsek masuk dan memeriksa setiap sudut ruangan dari rumah minimalis yang konon kabarnya tiap hari dia datangi suamiku dengan mencuri curi waktu di sela jam kerja. "Siapa yang Mbak cari, tidak ada orang di sini?" cegahnya. "Tutup mulutmu, sinyal ponsel Mas Derry mengarah di rumah ini, lihat, dan biar aku telpon." Kutekan nomor suamiku dan wanita itu kian panik dan berusaha mencegahku. Tiba tiba nada dering ponselnya berbunyi dan bodohnya mereka tak mematikannya. Benar saja, benda itu kutemukan di kolong ranjang, di dalam saku celana yang entah si Pemakainya ada di mana. "Jika celananya ada di sini, berarti si pemilik tidak sedang mengenakannya, jadi pakai apa dia?" batinku. Rasanya dada ini kian sesak oleh emosi yang menumpuk, tak bisa kutahan dorongan amarah dan hasrat ingin mencekik orang. "Mana Mas Derry? katakan di mana dia!" aku kalap sambil membongkar selimut dan memeriksa kolong ranjang miliknya. Ah, aku lupa menghidupkan rekaman video jadi sambil menggenggam gawai aku mencari suamiku ke semua sudut apartemen wanita ini, hingga mataku tertuju pada lemari pakaian miliknya, kusorot dengan senter dan aku yakin dia di dalam sana. Wanita itu menangkap gelagatku, sehingga ia berusaha mengalihkanku, dengan berlari ke balkon namun aku tak peduli. Kuhampiri lalu kubuka lemari itu, dan benar kudapati Mas Derry sedang meringkuk di balik gantungan baju. "Ini yang kamu lakukan tanpa sepengetahuanku?" teriakku lantas kutarik lengannya lalu kukeluarkan paksa dari dalam lemari itu. Suamiku terlihat malu dan salah tingkah. Bahkan ia hampir terjatuh karena dorongan keras dariku. "Wanda ... dengar, aku ha-hanya ...." Gubrak! Kutendang tulang kering kakinya dengan ujung sepatu heels yang kukenakan, Mas Derry terjatuh dan mengerang kesakitan. "Auwwww ...." "Beraninya kamu selingkuh di belakangku! Kau tahu di kantor posisimu hanya manager perencanaan? sedang bosnya adalah, aku!" "Ma-maaf ...." "Beraninya kau memesan baju tidur atas nama Firda dan menggunakan alamat kantorku!" jeritku marah, penghuni apartemen yang mendengar keributan ditambah posisi pintu yang terbuka terlihat menghentikan langkah dan berkerumun di depan unit milik gundik suamiku ini. "Aku hanya ... salah input alamat," ujarnya pelan. Kuraih asbak dan siap kuhantam di batok kepalanya, andai Pak Ridwan asistenku, tidak mencegah. Prang! Benda itu kulempar ke arah Firda, wanita itu terkejut hingga melompat karena takut. "Beraninya kamu ... andai itu tak ketahuan maka kau akan terus menipuku, dan ya, aku baru tahu bahwa kau kerap memesan dan membayar dengan nomor kartu kredit milikku, kau pikir aku bodoh, hah?!" "Aku hanya pinjam ....." Gubrak! Kali ini remote tivi melayang dan mengenai keningnya, tentu saja ia melenguh kesakitan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Kurang ajar, kamu, lelaki tak tahu diuntung! Sudah ditampung dan didukung malah menusuk!" "Mbak ... tolong pergi dari rumah saya," pinta Firda sambil memelas. "Tidak perlu diminta, aku akan pergi, oh ya, Jalang, aku akan mencari detail tentang kamu, dan aku akan menghancurkan hidupmu!" "Tidak perlu mengancam, Mbak. Harusnya Mbak instrospeksi kekurangan diri, Mbak." Gila! Ungkapannya langsung membuat darahku makin mendidih dan naik ke ubun-ubun. "Maaf ya, wanita sepertimu tidak selevel denganku. Aku bukan terlalu buruk untuk jadi istrinya Derry, tapi kau yang terlalu murahan mengobral diri!" Mata wanita itu memerah menahan ucapan kasarku, aku tak peduli! "Kenapa? tanyakan padanya, apa dia akan memilihmu atau aku? tanyakan juga padanya dari mana uang yang selalu ia kantongi di sakunya? itu uangku!" Jeritku kesal sambil menunjuk wajahnya. Suasana makin ramai dan riuh, sebagian penghuni unit menyuruh kami untuk pergi dan tidak membuat keributan, sedang sebagian lain terlihat menikmati adegan langka ini. "Dan beraninya kau menyuruh suami orang lain membelikanmu pakaian, kau sungguh miskin sehingga harus menjajakan diri demi selembar baju?!" pekikku emosi, bahkan saking marahnya aku sudah tak memikirkan setinggi apa jeritan ini terdengar ke luar sana. "Diam kamu, Mbak!" jerit wanita itu tidak terima. Ia menutup telinga dengan kedua tangannya. "Derry! Silakan kamu selesaikan urusanmu dengan wanita ini, dan aku akan menunggumu di rumah, dan kita bicarakan ini di depan orang tua kita," ujarku sambil bersiap pergi. "Ja-jangan Wanda, a-aku janji ini hanya salah paham," ucap Mas Derry dengan wajah pucat. "Aku tidak mau tahu, semua tagihan yang sudah kau bayarkan untuk pacarmu, harus kau ganti sekarang juga!" kataku sambil melempar kertas laporan transaksi dari bank untuk pembayaran benda-benda yang dibelikan Mas Derry untuk Firda. Beraninya ia mencuri dariku! "Dan kau, tunggu pembalasanku padamu! Aku akan membuatmu malu sampai-sampai kau tak menemukan sudut di dunia ini untuk menyembunyikan muka!. "Tu-tunggu, Wanda ... Wanda!" Mas Derry berusaha menahanku. Ia menarik lenganku dan berlutut di kaki ini sementara orang-orang menyoraki tingkahnya. "Ja-jangan lakukan ini, aku janji akan menebus semua dosaku," ujarnya pelan. "Hahaha, lihat pria lemah satu ini, berlagak selingkuh, padahal kere dan dungu!" Aku melepas genggamannya lalu beranjak pergi. "Mulai sekarang, carilah perlindungan, karena aku juga akan membuat perhitungan."Malam pertama kami lalui dengan saling diam saja, sampai pagi menjelang. Agak canggung sebenarnya keluar dari kamar, menyapa mertua dan tetap berpura-pura membaur dengan keluarga. Aku tetap ramah, dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, berkenalan dengan orang-orang yang belum kukenal dan membaur menjadi satu sebagai kerabat mereka, jujur itu menyenangkan juga.Ketika berdua saja sebenarnya aku masih ingin membahas tentang Tania, tapi, khawatir bahwa hal itu akan membuat Mas Randi tersinggung dan tidak senang, kadi aku menahan diri untuk tidak banyak bicara lagi.Begitulah, hari-hari yang kuhabiskan sebagai istri dari seorang Randy berjalan normal dan bahagia seperti pasangan pada umumnya.Sampai kami pindah ke rumah sendiri di sebuah kompleks yang cukup tenang dan bagus.Hari-hariku juga berjalan biasa,bangun pagi saling menyapa dan sarapan, berangkat kerja bersama, pulang pun dijemput dia, lalu kami akan berjalan-jalan untuk menghabiskan senja, pulang ke rumah, memasak pasta
"Hadiah apa maksudmu?" tanyaku heran."Hadiah yang baru saja terjadi," bisiknya sambil tertawa."Jadi itu perbuatanmu?"Iya, Tapi sayangnya jika kau memberitahu pada Mas Randy mungkin dia tidak akan mempercayai omonganmu karena saat ini hubungan kami sudah membaik," ucapnya sambil melenggang santai.Ada perasaan panas yang merebak di dalam hatiku, aku sangat ingin memberi wanita itu pelajaran karena telah hampir merusak merusak acara pernikahanku, tapi entah apa yang harus kulakukan.Suamiku dari seberang sana melambaikan tangan dan memintaku mendekat untuk menyalami tamu yang hendak pergi."Pergi dan temui suamimu, nikmatilah hidup bahagia dengannya, itu ... kalau kau bisa," ucapnya sinis."Kau pikir aku lemah dalam menghadapi manusia jahat sepertimu, kau hanya menyaksikan seperempat dari apa yang bisa kulakukan, kalo aku marah maka tamatlah riwayatmu!""Salah sendiri kau merebut suamiku!"Aku yang hendak mendekati Mas Randy langsung membalikkan badan dan mendaratkan sebuah tamparan
Semuanya sudah siap, tenda mewah, baju pengiring pengantin dan seragam keluarga sudah dikenakan oleh para anggota keluarga yang akan mendampingi kami. Begitu juga penampilanku yang sudah siap dengan sanggul dan kebaya, siap menghadapi akad pernikahan dan menjadi seorang istri bagi pria yang aku sukai.Tapi sejak tadi aku tidak melihat Mas Randy mungkin dia masih sibuk bersiap-siap atau entah di mana tapi sepanjang hari ini dia belum mengirimkan pesan atau menyapa, padahal kami berada di lokasi yang, hotel tempat kami akan melangsungkan akad nikah dan resepsi."Kamu sudah siap Kak?"tanya Adik Mas Randy yang datang menghampiri."Iya, sudah siap, Mas Randinya mana?""Lagi siap-siap di kamar sebelah, Mbak nggak sabar buat ketemu ya?" godanya sambil tertawa."Ah, kamu bisa aja," jawabku tersipu.Tak lama kemudian ibu dan ayah datang lalu memelukku dengan penuh kasih sayang."Selamat ya selamat Nduk," ucap ayah sambil mengusap sudut matanya."Terima kasih ayah atas dukungannya," jawabku."
Karena merasa tidak enak dan pikiranku terus bergelayut tentang Tania yang telah mengikuti kami dan mengawasi kami dari jauh aku akhirnya menelepon Mas Randy sepulang dari tempat kerja."Halo calon istriku," sapanya dari seberang sana."Halo Mas, aku ingin membicarakan sesuatu," balasku."Katakan saja tanpa sungkan.""Aku melihat Tania mengikuti kita ke kantor tadi dan dia mengawasi caramu berpamitan denganku lalu setelah itu mobilnya mundur meninggalkan halaman kantor ku.""Sungguhkah Aku tidak tahu sama sekali tentang itu," jawabnya."Iya, aku memberi tahu, agar kau tahu Mas.""Kira-kira kenapa ya petani yang melakukan itu?" tanyanya dengan nada heran."Entahlah, Mas, aku berharap dia hanya ingin melihat kebahagiaan kita saja.""Aku tangkap dari cara bicaranya dia pun tulus ingin melihat kita bahagia lalu bagaimana mungkin dia berencana untuk membuat kekacauan lagi?""Tapi aku nggak tau Mas dia adalah mantan istrimu, kau lebih tahu sifatnya dengan detil daripada aku.""Iya, tapi mes
Lima hari menuju pernikahan kami, persiapan sudah hampir 80% meliputi, lokasi acara, pakaian, dekorasi dan persiapan katering."Nduk, kalau mau pergi kerja hati-hati ya soalnya kamu kan calon pengantin takut ada apa-apa," bisik Ibu ketika aku hendak berangkat kerja."Ya Bu Jangan khawatir nanti Wanda akan jaga diri kok," jawabku sambil tertawa."Entah mengapa pernikahanmu yang kali ini membuat Ibu begitu bahagia dan antusias, seolah-olah Ibu telah diberi sebuah kabar baik dari Tuhan, sehingga tanpa alasan yang berlebihan ibu sangat bahagia," ucapnya dengan mata berbinar."Alhamdulillah semoga apa yang ibu rasakan adalah firasat baik untuk kita," jawabku sambil masuk ke dalam mobil."Iya, Nduk, hati hati ya."Kok mundurkan mobil dan langsung memutar kemudi menuju jalan utama dan meluncur ke kantorku.Lagi asik mengendarai mobil sambil mendengarkan tayanga radio dari media mobil, tiba-tiba ponselku berdering dan nama yang selalu membuat dadaku berdegup kencang ketika membaca hurufnya, t
Akhirnya aku bisa menjebak wanita itu dengan ucapan pahit, setelah mempermalukanku tempo hari di depan calon ibu mertua dan beberapa wanita di toilet pusat perbelanjaan, kini aku mampu menemukannya dengan kalimat yang menyakitkan.Kenyataannya memang demikian, dia yang sudah tergila-gila sendiri kepada mantan suaminya, sementara Mas Rendy sendiri sudah tidak menginginkan dia lagi.Alangkah bodohnya dia, sampai datang dan mengusikku yang notabene tidak bersalah?Posisiku adalah wanita yang dilamar sesudah dia menduda, Aku bukan pelakor seperti yang dituduhkan selama ini karena aku tidak hadir diantara mereka berdua ketika masih berada dalam ikatan sah perkawinan."Ah, manusia ada-ada saja."*Pukul sepuluh siang, Resepsionis datang dari loby memberi tahu jika aku kedatangan tamu."Siapa?""Sepertinya Orang yang sering mendatangi Ibu," jawabnya."Laki-laki atau perempuan?""Calon suami Ibu."Aku cukup membulatkan mata mendengarnya, dari mana dia mengetahui bahwa pria itu akan menikahik
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments