Pacarku adalah seorang pria kaya raya dalam lingkaran sosial kami. Namun, demi menyenangkan hati seorang mahasiswi, dia mendorongku ke laut saat merayakan ulang tahunku di atas kapal. Dia bahkan mentertawakanku dan meledekku karena tidak bisa berenang. Namun kenyataannya, aku benar-benar takut air. Alhasil, aku berakhir di ruang ICU, sedangkan dia berhasil memenangkan hati gadis itu. Setelah aku sadar, dia menggenggam tanganku dengan penuh penyesalan dan meminta maaf. Namun, aku hanya menatapnya dengan penuh kebingungan dan berkata, "Pak, siapa kamu?" Dokter spesialis otak mengatakan bahwa aku mengalami trauma yang menyebabkan hilangnya ingatan tentangnya. Namun, dia terus-menerus mengatakan bahwa dia adalah pacarku. Akhirnya aku tak bisa menahan diri lagi dan menyanggahnya, "Pacarku Shawn!" Semua orang tahu bahwa Shawn adalah musuh bebuyutannya.
Lihat lebih banyakShawn pertama kali bertemu Jilly di pertunjukan klub musik. Jilly berdiri di bawah pentas sambil bernyanyi.Pada malam musim panas, dengan diiringi alunan musik yang merdu, Jilly memegang dua tongkat cahaya sambil menari.Rambut panjangnya tergerai di bahu. Jilly memakai kaus biru dan celana jeans. Kulitnya putih, matanya cerah, membuatnya terlihat sangat ceria.Hanya dengan melihat sekilas, Shawn langsung terpana. Dia berdiri di belakang Jilly. Karena terlalu bersemangat, Jilly yang mundur dua langkah sontak terjatuh di pelukan Shawn."Maaf, aku terlalu semangat tadi." Jilly tersenyum kepadanya. Senyumannya sangat manis, membuat Shawn makin jatuh hati.Sejak saat itu, Shawn terus mencari Jilly. Dia ingin tahu nama Jilly. Namun, begitu menemukan Jilly, Shawn malah dibawa keluarganya ke luar negeri. Dia pun cuti dari kuliahnya selama dua tahun.Ketika Shawn kembali, Jilly sudah bersama Elton. Bahkan, Shawn mendengar kabar Jilly masuk rumah sakit karena Elton. Begitu mendengar kabar ini,
Begitu kedua bibir bersentuhan, mata Shawn sontak terbelalak. Ini pertama kalinya kami berciuman. Sebelumnya aku pernah mencium Shawn, tetapi hanya di pipinya.Shawn mendongak dan menahan belakang kepalaku. Dia mencium dengan makin intens. Sesaat kemudian, dia berbalik supaya aku berbaring di ranjang. Selanjutnya, ciuman menjadi makin panas, begitu juga suasana di kamar."Shawn ...." Aku merasa agak sesak napas. Lidahku kelu. Aku mendongak dan menahan tubuh Shawn, lalu berucap dengan wajah memerah. "Sepertinya kita terlalu terburu-buru?"Tatapan Shawn tampak mendalam. "Maaf, aku agak mabuk." Meskipun berkata begitu, Shawn tetap menindihku dan merangkul pinggangku. Dia memelukku sambil tidur.Aku meronta-ronta sesaat, tetapi tidak bisa bergerak. Aku menoleh melirik Shawn. Wajah tampannya terlihat sangat tenang. Sepertinya dia benar-benar tertidur. Karena tidak bisa ke mana-mana, aku pun tidur semalaman di rumah Shawn.Keesokan pagi, begitu membalikkan tubuh, aku jatuh ke pelukan yang ha
Aku mencari ke sekeliling. Di kamar lantai dua, aku akhirnya menemukan Shawn.Sekujur tubuh Shawn dipenuhi bau alkohol. Dia duduk di pinggir ranjang sambil memegang sebotol anggur merah. Di pelukannya, terlihat sebuah bingkai foto. Setengah kancing bajunya terbuka, memperlihatkan dadanya yang kekar.Ketika aku menjulurkan tangan untuk mengambil anggur merah itu, Shawn melepaskannya begitu saja. Namun, ketika aku hendak mengambil bingkai foto itu, Shawn sontak membuka matanya dan menatapku lekat-lekat. Dia terlihat mabuk."Jangan sentuh," ucap Shawn dengan suara agak serak.Begitu mendengarnya, aku menjadi penasaran. Aku berucap sambil tersenyum, "Kasih aku lihat dong.""Nggak mau." Shawn mengernyit.Ketika melihatnya begitu keras kepala, aku tidak membujuk lagi. Aku memapahnya untuk berbaring, lalu melepas sepatunya dan pergi menuang air untuknya.Ketika Shawn meminum air, aku memanfaatkan kesempatan untuk melirik foto itu. Itu adalah foto saat aku menciumnya. Apa yang berharga dari fo
Elton hanya bisa meratapi nasibnya. Dia tidak punya rumah untuk pulang lagi. Dia tidak punya teman, tidak punya saudara, tidak punya kekasih.Elton tiba-tiba teringat saat dirinya baru tamat kuliah. Saat itu, dia memukul orang sampai orangnya masuk rumah sakit. Dia diusir ayahnya dan Jilly yang membantunya mengatasi masalah.Dulu, hanya dengan satu pesan atau panggilan dari Elton, Jilly akan langsung datang ke sisinya."Jilly ...." Elton duduk di depan rumahku untuk waktu yang sangat lama. Ketika melihatku keluar, dia langsung bangkit dan memanggilku.Langkah kakiku terhenti. Aku tertegun menatap Elton yang terlihat begitu berantakan. Elton dihajar sampai babak belur. Dia tidak lagi terlihat berkarisma seperti dulu. Pakaiannya pun kotor."Pak Elton, apa ada urusan?" tanyaku dengan ekspresi datar.Ketika mendengarku memanggilnya dengan begitu formal, Elton menatapku dengan mata berkaca-kaca. Dia tahu kami tidak bisa kembali seperti dulu lagi."Jilly, andai saja kamu nggak hilang ingatan
Elton tidak bisa berkata-kata lagi. Dia mencari alasan, lalu bertanya kepadaku, "Aku nggak serius dengan Rachel. Gimana denganmu dan Shawn? Atas dasar apa kamu mengatakanku seperti itu? Kamu juga sudah tidur dengan Shawn, 'kan?""Apa urusannya denganmu?" tanyaku sambil tersenyum dingin. Aku menatapnya dengan tatapan suram dan meneruskan, "Aku yang dulu sudah mati saat kamu mendorongku ke laut. Sejak saat itu, kita nggak punya hubungan apa pun lagi."Elton menatapku yang bersikap dingin dengan ekspresi sedih. Dia menggenggam tanganku dengan mata memerah, lalu masih mencoba membela diri lagi, "Aku nggak mau putus denganmu. Paling-paling aku campakkan Rachel. Aku nggak mencintai Rachel. Aku mencintaimu."Hubungan tiga tahun ini telah mengakar di hati Elton. Elton yakin aku akan terus mencintainya. Aku ingin menyingkirkan tangan Elton, tetapi dia menggenggamnya dengan makin erat.Ketika melihat situasi ini, ayahku segera menghampiri dan menarikku ke belakangnya. Kemudian, dia menampar Elto
Mata Elton sontak berbinar-binar. "Serius, Jilly? Kamu sudah ingat padaku?"Elton buru-buru maju dan menggenggam bahuku dengan penuh antusiasme. Matanya memerah.Di sisi lain, begitu mendengar ucapanku, Shawn langsung mematikan tabletnya dan menatap foto kami yang ada di sampingnya dengan tatapan suram.Pada akhirnya, mimpi harus berakhir. Shawn harus bangun."Aku pacarmu. Kamu sudah ingat?" Tenaga pada tangan Elton makin kuat. Nada bicaranya juga terdengar mendesak."Aku ingat," sahutku dengan dingin.Begitu mendengarnya, Elton hendak memelukku. Namun, aku mendongak dan menahan dadanya."Aku ingat kamu menyatakan perasaanmu kepadaku tiga tahun sebelum aku menerimamu. Aku juga ingat, kamu terharu sampai menangis waktu aku menerimamu. Kamu juga janji kita akan bersama selamanya. Aku ingat semua ini," ucapku dengan mata memerah."Tapi, apa kamu ingat?" tanyaku balik kepada Elton.Elton seketika tidak bisa berkata-kata. Aku bertanya lagi, "Kamu bilang kamu membawakanku payung dan menganta
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen