Home / Romansa / MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG / Bab 6. Kedatangan Martin

Share

Bab 6. Kedatangan Martin

Author: Jielmom
last update Last Updated: 2025-02-07 10:00:12

Seminggu kemudian.

"Sayang, kamu akan pergi ke Bali?" tanya Safira melihat Ethan sedang merapikan pakaiannya ke dalam koper.

"Iya, Marco mendapatkan klien dan memintaku untuk menggarap sebuah villa. Tim aku sudah merancangkan semuanya, aku hanya datang untuk memeriksanya saja."

"Berapa lama kamu di Bali?"

"Mungkin tiga hari sampai seminggu."

"Hm, tiga hari sampai seminggu ya?" Safira melihat gawai miliknya dan melihat beberapa biro perjalanan.

"Kamu gak kesepian kan, kalau aku tinggal?" tanya Ethan yang khawatir meninggalkan istrinya sendirian. Ethan berhenti menata bajunya dan menghampiri istrinya lalu memeluknya. "Apakah kamu mau ikut saja, sekalian kita berbulan madu?" rayu Ethan mengecup pipi Safira.

"Sayang, kamu tahu sendiri bukan, kalau kita baru satu tahun menikah? Aku masih ingin bersenang-senang seperti masih pacaran, tapi kalau bulan madu dan pulang-pulang aku hamil, aku rasa sebaiknya aku disini saja. Kalau aku kesepian, aku akan mencari biro perjalanan untuk menikmati kesendirianku," elak Safira.

"Kalau begitu, aku bisa saja bawa alat pengaman disana, bagaimana?"

"No, no! Aku tahu bagaimana kerjamu, Sayang. Kamu kerja, aku di hotel, lalu pulang malam. Jadi, sebaiknya kamu saja yang pergi Sayang. Kutunggu kamu di rumah."

Ethan menghela napasnya. "Baiklah, aku pergi ke Bali, jaga diri kamu baik-baik, Sayang." Dikecupnya kening Safira dan membawa keluar kopernya dari dalam kamar. Ethan diantar oleh supir pribadi ke bandara.

"Aku akan merindukanmu, Sayang," pamit Ethan masuk dalam lift menuju lobby. Supirnya sudah menunggu dirinya.

Safira melambaikan tangannya ke Ethan yang masuk ke dalam lift. Setelah liftnya bergerak turun, Safira kembali ke dalam kamarnya dan mengeluarkan koper miliknya sendiri yang sudah dipersiapkannya, lalu menelepon seseorang.

"Aku sudah siap kapanpun kamu mau jemput," ucapnya dengan senang pada seseorang dibalik gawainya.

"Oke, Siap. Aku akan mengurus Ethan terlebih dahulu."

***

“Hey, apakah Ethan sudah terbang?” tanya Safira ketika Marco menjemputnya di apartemen.

“Tentu saja, aku sendiri yang menemaninya di bandara. Kita mau kemana?” tanya Marco pada Safira yang berdiri di hadapannya.

“Aku sudah mempersiapkan kopernya untuk pergi, tapi mengapa kamu mengirimnya hanya tiga hari? Jadi, aku menaruhnya kembali dan kita bersenang-senang disini saja,” ucap Safira menarik dasi Marco agar masuk ke dalam kamarnya.

Marco menyeringai dan tersenyum pada Safira ketika ditarik ke kamar Ethan dan Safira.

“Lihat, apa yang aku punya?” tebak Safira. Safira membawa beberapa kertas belanjaan dan memperlihatkannya pada Marco.

“Apa ini?”

“Bukalah.”

Marco membuka paper bag pertama dan dikeluarkannya isinya, sebuah lingerie berwarna merah menyala. “Wow!”

“Lihat yang lain!” tunjuk Safira.

Marco membuka paper bag yang lain dan terlihat lingerie dengan warna yang yang lain dan model yang lain.

“Ckckck, apakah Ethan sudah melihatmu memakai semua lingerie ini?”

“Tidak, dia selalu mendapatkan bekas darimu, Marco,” tawa Safira.

“Nakal kamu!” Ditariknya Safira ke dalam pelukannya dengan tertawa.

Malam ini, adalah malam yang panas bagi Safira dan Marco.

“Apa yang membedakan aku dengan Ethan?” tanya Marco sehabis lelah bercinta dengan Safira.

“Dengan Ethan?” tanya balik Safira sambil berpikir.

“Ehem.”

Dipeluknya dada Marco dan di elus-elus. “Dia terlalu baik, apapun yang aku ingin selalu dipenuhi hanya karena dia ingin aku segera hamil. Kamu tahu bukan, aku tidak suka anak-anak. Aku masih ingin menikmati masa mudaku.”

“Bagaimana dengan kehidupan kalian di ranjang?”

“Membosankan … rasanya aku sudah ilfeel duluan jika dia selalu berkata semoga benihku jadi di rahimmu, ngerti kan apa maksudku? Seketika itu juga, aku tidak bernapsu lagi.” Safira melepaskan diri dari Marco, mengambil jubah tidurnya lalu bangun hendak minum.

“Bagaimana jika denganku kamu hamil?” tanya Marco penasaran.

Sontak Safira tertawa mendengar pertanyaan Marco. “Apa kamu tidak melihat berapa banyak bungkusan alat pengaman yang sudah kamu sobek? Nih lihat, aku pun minum pil pencegah kehamilan,” ucap Safira meneguk air putih dan meminum pil yang ada di tangannya.

***

Dua bulan kemudian

"Karin!" panggil Brenda sambil mengetuk pintu kamar Karin dengan keras, hingga membuat Karin kaget.

"Ada apa?" tanya Karin membuka sedikit pintu untuk Brenda.

"Jam tujuh malam nanti, daddy ingin kita makan malam bersama."

"Tumben daddy ingin makan malam bersama?"

"Ya, nanti akan ada tamu istimewa, jadi, jangan datang terlambat!" ucapnya sambil lalu.

Karin bersiap untuk makan malam bersama dengan keluarganya. Dia memakai gaun dan memoles wajahnya dengan make up natural, dan dirinya siap untuk makan bersama.

Karin keluar kamar menuju ruang makan, dimana ibu tiri dan Brenda sedang sibuk menata piring-piring.

"Bagus ya? Baru keluar disaat mau makan malam? Nih! Bantu bereskan piringnya!" perintah Samantha, ibu tiri Karin yang sedang menyerahkan setumpuk piring kepadanya untuk ditata.

Karin menatap ibu tiri yang memandang kepadanya dengan perasaan tidak suka. Karin diam, dia melakukan apa yang harus dia kerjakan.

Tidak lama kemudian, bel rumah berbunyi. Brenda sontak bergegas ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk sang tamu.

"Sayang! Akhirnya, kamu datang juga," sapa Brenda kepada Martin. Martin memeluk Brenda dan menciumnya.

"Mom, Dad?"

Ricardo, ayah kandung Brenda dan Karin, Samantha, ibu kandung Brenda, datang menghampiri Martin dan Brenda untuk diperkenalkan. Sedangkan Karin hanya berdiri di belakang mereka, karena sudah tidak mempunyai hubungan apapun dengan Martin.

"Mom, Dad, ini Martin, kekasihku."

"Halo, tuan Ricardo dan nyonya Samantha. Saya Martin Smith," sapa Martin sambil berjabat tangan dengan tuan Ricardo dan nyonya Samantha.

Karin menghampiri tuan Ricardo, dan Martin menyapa, "Halo, Karin," ucapnya sambil tersenyum simpul.

"Ingat Karin, dia adalah kekasihku, benar, Sayang?" Mata Brenda melotot pada Karin.

"Kalian saling kenal?" tanya tuan Ricardo.

"Saya mantan–."

"Martin mantan bosnya Karin," jawab Brenda dengan tersenyum, menggandeng Martin masuk ke dalam rumah.

"Sayang, mereka cocok ya?" tanya Samantha kepada suaminya, Ricardo.

"Hm … kerja dimana?"

"Saya manager di pabrik mobil, Tuan."

"Manager di pabrik mobil?" Tuan Ricardo mendelik kaget. Brenda tersenyum bangga.

"Iya, Tuan."

"Bagaimana kalian bisa kenal sih?" nyonya Samantha antusias, putrinya mendapatkan calon pasangan dari orang kaya.

"Brenda kan pernah jadi SPG waktu pameran mobil, Mom. Gak nyangka disana ada Martin yang sedang jaga pameran. Aku suka Martin dan dia juga suka, jadi begitu deh," ucap manja Brenda, Martin hanya tersenyum sambil melihat Karin yang melihatnya seperti seorang yang tertangkap tangan.

"Karin, Brenda sudah memiliki kekasih, giliranmu, kapan?" tanya Samantha.

Brenda hanya tersenyum sinis, "Karin itu orang yang terlalu idealis, Mom! Dia ingin pria yang sempurna untuknya. Padahal dia sebelumnya sudah punya kekasih loh Mom," cuit Brenda.

"Oh yah?" nyonya Samantha mendelik pada Karin dan melihat pada Martin yang terlihat menawan dengan setelan jasnya.

"Apa benar kamu sudah punya kekasih, Karin?" tanya ayahnya, Ricardo.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 33. Pernikahan Brenda

    Seminggu Kemudian.“Sayang, kamu yakin akan menikahi tuan Elmer?” tanya Samantha kembali pada Brenda yang sedang merias wajahnya.“Tentu saja, Mommy. Mommy gak perlu kuatir. Setelah menikah, kita akan menikmati hidup,” ucap Brenda sambil meletakkan blush on pada tempatnya dan berbalik pada ibunya.“Mommy…,” digenggamnya tangan Samantha yang terlihat ragu-ragu, lanjutnya, “kita akan keluar dari krisis ini. Daddy akan memiliki perusahaannya, dan aku akan menikmati hidup, walau aku hanya istri ke-4 tuan Elmer. Ingat Mommy, tuan Elmer sudah tua, aku masih muda, seberapa kuat dia dengan tubuh babinya itu? Jadi jangan kuatir. Aku hanya perlu bermanja-manja padanya dan uang pasti mengalir begitu saja.”“Sayang, tetap saja kamu harus hati-hati. Dulu Mommy berharap Karin yang berada di posisimu. Mommy sudah membayangkan Karin akan menderita dengan tuan Elmer, dan bukan kamu, Sayang. Tapi–.”“Aku tahu. A

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 32. Kecelakaan

    “Ricardo! Teleponmu berdering, cepatlah angkat, berisik sekali!” ujar Samantha di tengah tidurnya yang lelap.“Hm, bukan punyaku itu punyamu,” balas Ricardo sambil membalikkan punggungnya kembali tidur.Bunyi gawainya terus saja berdering membuat Samantha akhirnya terbangun. Dilihat jam dinding sudah pukul dua dini hari. Diambilnya gawai di sebelah meja kecil samping ranjang dan melihat nama Brenda pada layarnya. “Ngapain Brenda telepon aku?” pikir Samantha.“Halo?” jawab Samantha.“Halo dengan nyonya Samantha ibu dari Brenda?” tanya seorang laki-laki dibalik gawai milik Brenda.“Betul, i… ini dengan siapa saya berbicara?” tanya Samantha ragu. Dia merasa bahwa Brenda masih ada di kamarnya sebelum dia pergi tidur. Samantha berpikir kemungkinan ini penipuan, tapi bagaimana bisa gawainya ada di orang lain?“Saya, Indra dari kepolisian lalu lintas. Mobil anak nyonya dengan p

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 31. Tertangkap Tangan

    Brenda membuka pintu apartemen Martin dengan password yang sama ketika dia pertama kali masuk. “Apakah selama ini Martin tidak menjualnya?” Dilihat apartemen itu tidak terlalu banyak barang, namun tidak juga terlalu berdebu, menandakan masih ada orang yang membersihkannya. Dilihatnya jaket kulit yang biasa Martin pakai ada di sandaran sofa, namun tidak hanya jaket, pakaiannya pun berceceran di lantai dan juga pakaian dalam wanita. Brenda mengepalkan tangannya, emosinya sudah siap untuk dikeluarkan. Dia teringat lima tahun yang lalu, dia memperlakukan Karin hal yang sama. Kini, kejadian terulang, Martin berselingkuh dan dirinya yang diselingkuhi sekarang ini. Dia membuka pintu kamar dan menendangnya. Matanya nyalang melihat Martin sedang bermain dengan seorang wanita tanpa sehelai benang. Tanpa basa basi, Brenda menjambak rambut wanita itu yang kaget karena pintu kamarnya dibanting. “Brenda?” Martin kaget Brenda d

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 30. Lima Tahun Yang Berbeda

    “Untuk aku pribadi, aku tidak masalah. Karin sudah aku anggap seperti anakku sendiri. Apalagi aku melihat dia bekerja dengan sepenuh hati. Jadi aku rasa, dia mampu untuk menjalankan pekerjaannya,” ucap Brigitta.“Jika begitu, besok aku akan membawanya ke kantor. Dan aku akan memperkenalkannya sebagai asistenku.”“Lalu, bagaimana dengan Edward?”“Edward tetap pada posisinya sebagai asisten dibidang developer, tapi Karin, dia asisten di bidang interior. Jika kita membayar mahal untuk sebuah desain, sekarang kita punya desainer eksklusif yang tidak bisa ditiru oleh perusahaan lain.”“Kamu benar, Sayang. Aku mencatat dari tim marketing, penjualan apartemen kita melonjak setiap bulannya dua kali lipat. Dari seratus apartemen yang kita jual, dalam setahun terakhir ini sudah mencapai 80%. Jadi amat disayangkan kalau Karin tidak diberikan posisi yang baik.”“Aku sependapat, Sayang,” ucap Lucas sam

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 29. Tantangan Tuan Lucas

    “Ya, tantangan! Aku memiliki perusahaan kontraktor, perusahaanku sedang mengembangkan beberapa villa, apartemen, dan gedung-gedung tak terpakai untuk di renovasi ulang di negara ini. Jika kamu seorang desainer interior, aku ingin kamu menggambarkan berbagai interior untuk mengisi gedung-gedung yang kosong itu agar bisa dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Apakah kamu tertarik?”“Benarkah, Tuan Lucas? Ini adalah pekerjaan yang aku sukai! Aku terima tantangan Tuan.” Karin tampak antusias mendengar penuturan Lucas. Sedangkan Lucas tertarik dengan semangat yang dimiliki Karin.“Baiklah, aku akan menyuruh Brigitta membawakan berkas-berkas mengenai gedung-gedung itu untuk dibawa kemari. Kamu bisa mengerjakannya disini. Tunjukkan padaku jika kamu sudah selesai mengerjakannya dan akan aku nilai, layak atau tidak desain yang kamu gambar itu.”“Siap Tuan Lucas! Saya akan mengerjakannya sebaik mungkin agar Tuan tidak kecewa!”“Baik. Aku senang jika kamu su

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 28. Bukan Madu Martin dan Brenda

    “Gawat Marco! Ethan video call!” teriak Safira.Segera Marco bangun dari tidurnya, lalu menarik Safira ke kamar mandi. “Berendamlah!”Safira mengikuti saran Marco, dililitkan tubuhnya dengan handuk lalu menyalakan air untuk berendam.“Halo, Sayang,” sapa Safira sambil memasukkan tubuhnya ke dalam bathup.“Hei, lagi ada dimana? Aku kangen Jason dan Jeslyn,” tanya Ethan dengan bibir mengembang. Dia selalu merindukan anak kembarnya, rasanya seperti jatuh cinta yang tidak pernah pudar.“Sayang, hari ini panas banget! Aku lagi berendam, baru saja. Nanti aku akan hubungimu kembali kalau aku sudah selesai, oke?”“Hm, baiklah. Nanti aku tunggu kabarmu, Sayang.”“Baiklah. Sampai jumpa, Sayang,” tutup Safira.“Aku harus segera pulang! Gawat jika dia tiba-tiba pulang duluan,” gumam Safira lalu segera bergegas membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi.“Kamu mau kema

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status
OSZAR »