Seminggu Kemudian.“Sayang, kamu yakin akan menikahi tuan Elmer?” tanya Samantha kembali pada Brenda yang sedang merias wajahnya.“Tentu saja, Mommy. Mommy gak perlu kuatir. Setelah menikah, kita akan menikmati hidup,” ucap Brenda sambil meletakkan blush on pada tempatnya dan berbalik pada ibunya.“Mommy…,” digenggamnya tangan Samantha yang terlihat ragu-ragu, lanjutnya, “kita akan keluar dari krisis ini. Daddy akan memiliki perusahaannya, dan aku akan menikmati hidup, walau aku hanya istri ke-4 tuan Elmer. Ingat Mommy, tuan Elmer sudah tua, aku masih muda, seberapa kuat dia dengan tubuh babinya itu? Jadi jangan kuatir. Aku hanya perlu bermanja-manja padanya dan uang pasti mengalir begitu saja.”“Sayang, tetap saja kamu harus hati-hati. Dulu Mommy berharap Karin yang berada di posisimu. Mommy sudah membayangkan Karin akan menderita dengan tuan Elmer, dan bukan kamu, Sayang. Tapi–.”“Aku tahu. A
“Ricardo! Teleponmu berdering, cepatlah angkat, berisik sekali!” ujar Samantha di tengah tidurnya yang lelap.“Hm, bukan punyaku itu punyamu,” balas Ricardo sambil membalikkan punggungnya kembali tidur.Bunyi gawainya terus saja berdering membuat Samantha akhirnya terbangun. Dilihat jam dinding sudah pukul dua dini hari. Diambilnya gawai di sebelah meja kecil samping ranjang dan melihat nama Brenda pada layarnya. “Ngapain Brenda telepon aku?” pikir Samantha.“Halo?” jawab Samantha.“Halo dengan nyonya Samantha ibu dari Brenda?” tanya seorang laki-laki dibalik gawai milik Brenda.“Betul, i… ini dengan siapa saya berbicara?” tanya Samantha ragu. Dia merasa bahwa Brenda masih ada di kamarnya sebelum dia pergi tidur. Samantha berpikir kemungkinan ini penipuan, tapi bagaimana bisa gawainya ada di orang lain?“Saya, Indra dari kepolisian lalu lintas. Mobil anak nyonya dengan p
Brenda membuka pintu apartemen Martin dengan password yang sama ketika dia pertama kali masuk. “Apakah selama ini Martin tidak menjualnya?” Dilihat apartemen itu tidak terlalu banyak barang, namun tidak juga terlalu berdebu, menandakan masih ada orang yang membersihkannya. Dilihatnya jaket kulit yang biasa Martin pakai ada di sandaran sofa, namun tidak hanya jaket, pakaiannya pun berceceran di lantai dan juga pakaian dalam wanita. Brenda mengepalkan tangannya, emosinya sudah siap untuk dikeluarkan. Dia teringat lima tahun yang lalu, dia memperlakukan Karin hal yang sama. Kini, kejadian terulang, Martin berselingkuh dan dirinya yang diselingkuhi sekarang ini. Dia membuka pintu kamar dan menendangnya. Matanya nyalang melihat Martin sedang bermain dengan seorang wanita tanpa sehelai benang. Tanpa basa basi, Brenda menjambak rambut wanita itu yang kaget karena pintu kamarnya dibanting. “Brenda?” Martin kaget Brenda d
“Untuk aku pribadi, aku tidak masalah. Karin sudah aku anggap seperti anakku sendiri. Apalagi aku melihat dia bekerja dengan sepenuh hati. Jadi aku rasa, dia mampu untuk menjalankan pekerjaannya,” ucap Brigitta.“Jika begitu, besok aku akan membawanya ke kantor. Dan aku akan memperkenalkannya sebagai asistenku.”“Lalu, bagaimana dengan Edward?”“Edward tetap pada posisinya sebagai asisten dibidang developer, tapi Karin, dia asisten di bidang interior. Jika kita membayar mahal untuk sebuah desain, sekarang kita punya desainer eksklusif yang tidak bisa ditiru oleh perusahaan lain.”“Kamu benar, Sayang. Aku mencatat dari tim marketing, penjualan apartemen kita melonjak setiap bulannya dua kali lipat. Dari seratus apartemen yang kita jual, dalam setahun terakhir ini sudah mencapai 80%. Jadi amat disayangkan kalau Karin tidak diberikan posisi yang baik.”“Aku sependapat, Sayang,” ucap Lucas sam
“Ya, tantangan! Aku memiliki perusahaan kontraktor, perusahaanku sedang mengembangkan beberapa villa, apartemen, dan gedung-gedung tak terpakai untuk di renovasi ulang di negara ini. Jika kamu seorang desainer interior, aku ingin kamu menggambarkan berbagai interior untuk mengisi gedung-gedung yang kosong itu agar bisa dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Apakah kamu tertarik?”“Benarkah, Tuan Lucas? Ini adalah pekerjaan yang aku sukai! Aku terima tantangan Tuan.” Karin tampak antusias mendengar penuturan Lucas. Sedangkan Lucas tertarik dengan semangat yang dimiliki Karin.“Baiklah, aku akan menyuruh Brigitta membawakan berkas-berkas mengenai gedung-gedung itu untuk dibawa kemari. Kamu bisa mengerjakannya disini. Tunjukkan padaku jika kamu sudah selesai mengerjakannya dan akan aku nilai, layak atau tidak desain yang kamu gambar itu.”“Siap Tuan Lucas! Saya akan mengerjakannya sebaik mungkin agar Tuan tidak kecewa!”“Baik. Aku senang jika kamu su
“Gawat Marco! Ethan video call!” teriak Safira.Segera Marco bangun dari tidurnya, lalu menarik Safira ke kamar mandi. “Berendamlah!”Safira mengikuti saran Marco, dililitkan tubuhnya dengan handuk lalu menyalakan air untuk berendam.“Halo, Sayang,” sapa Safira sambil memasukkan tubuhnya ke dalam bathup.“Hei, lagi ada dimana? Aku kangen Jason dan Jeslyn,” tanya Ethan dengan bibir mengembang. Dia selalu merindukan anak kembarnya, rasanya seperti jatuh cinta yang tidak pernah pudar.“Sayang, hari ini panas banget! Aku lagi berendam, baru saja. Nanti aku akan hubungimu kembali kalau aku sudah selesai, oke?”“Hm, baiklah. Nanti aku tunggu kabarmu, Sayang.”“Baiklah. Sampai jumpa, Sayang,” tutup Safira.“Aku harus segera pulang! Gawat jika dia tiba-tiba pulang duluan,” gumam Safira lalu segera bergegas membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi.“Kamu mau kema